Memohon Doa pada Sang Dewa di Wihara Tua

Written By Luthfie fadhillah on Sabtu, 09 Februari 2013 | 21.46


JAKARTA, KOMPAS.com - Gelas-gelas bening dijejerkan di sebuah meja altar. Seorang wanita tampak mengisi gelas itu dengan minyak goreng. Di bibir gelas, ditempelkan kertas merah yang telah dilaminating bertuliskan nama orang. Barisan gelas itu kian apik ketika sang wanita meletakkan lilin kecil di permukaan minyak itu.


Bagian lain di ruangan sebesar 10 x 10 meter tersebut tampak telah dirapikan. Patung dewa, lilin, tempat lilin, altar sembahyang hingga gantungan yang bergemerincing nyaring, semua tampak bersih dan baru. Semuanya sudah siap demi menyambut tamu yang akan datang.


Pemandangan itu tampak saat Kompas.com mengunjungi Wihara Amurva Bhumi di Jalan Pasar Lama, Balimester, Jatinegara, Jakarta Timur, Sabtu (9/2/2013) siang. Wihara yang berumur 324 tahun itu tampak mempercantik diri menghadapi momen bermakna, Tahun Baru China atau Imlek.


"Kertas itu isinya nama orang sekaligus doa dan harapannya apa. Itu diganti tiap satu tahun sekali," kata Brenda Grany Virginia, salah seorang biarawati pengurus wihara tersebut.


Selain mengganti puluhan kertas berisi doa umat yang berdoa di wihara itu, pengurus wihara juga melakukan persiapan khusus demi menyambut Imlek yang tinggal menghitung jam. Persiapan itu antara lain mengganti buah, lampion, dan bunga yang menjadi bagian ritual sembahyang.


Segala persiapan tersebut, lanjut Brenda, tak lain untuk memberikan kenyamanan bagi umat yang memanjatkan doa kepada para dewa. Apalagi, dalam pergantian tahun naga menjadi tahun ular, agar umat diberi keberkahan lebih.


Brenda menuturkan, persiapan Imlek sebenarnya telah dilakukan para pengurus wihara sejak satu minggu lalu, yakni dengan memandikan 30 patung dewa dalam temapt ibadah itu. Namun, proses membersihkan puluhan patung dewa tidak bisa dilakukan sembarang orang dan waktu. Harus ada perhitungan Feng Shui yang tepat.


"Waktunya harus tepat. Istilahnya kalau dewanya bersedia dibersihkan, baru diangkat dan dibawa ke atas (untuk dimandikan). Memang harus ada perhitungannya," lanjut Brenda.


Mengikuti tradisi yang ada, pengurus beserta umat yang datang dari mana saja akan mulai ritual menyambut Imlek satu jam sebelum memasuki tahun baru. Mereka menggelar sembahyang untuk mengharap tahun yang lama menjadi pengalaman bermakna menyambut tahun baru. "Biasanya mulai jam 23.00 WIB nanti malam, lalu setelah itu ada pertunjukan barongsai. Tapi barongsai itu lebih untuk menyambut tahun baru saja, bukan inti perayaan ini," kata Brenda.


Setelah itu, sesuai dengan tradisi keluarga, umat berkumpul bersama anggota keluarganya, saling bercengkrama satu sama lain, membangun keharmonisan, dan menutup dari iri hati hingga keesokan harinya kembali sembahyang di wihara tersebut menyambut tahun yang penuh harapan.


Setidaknya ada 30 patung dewa dalam wihara yang didirikan pertama kali oleh seorang biarawati dari Tiongkok tersebut. Beberapa di antaranya adalah Dewa Bumi, Dewa Jodoh, Dewa Langit, Dewa Dagang, Dewa Dapur, dan Dewa Anak. Umat yang datang diperkenankan bersembahyang sesuai dengan dewa yang diharapkannya bisa membantunya dalam ziarah kehidupan di dunia. "Semoga di tahun ular rezekinya semakin panjang seperti ular," ujar Brenda.












Anda sedang membaca artikel tentang

Memohon Doa pada Sang Dewa di Wihara Tua

Dengan url

http://automotivecyberspaces.blogspot.com/2013/02/memohon-doa-pada-sang-dewa-di-wihara-tua.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Memohon Doa pada Sang Dewa di Wihara Tua

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Memohon Doa pada Sang Dewa di Wihara Tua

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger