BEKASI, KOMPAS.com - DPRD Kota Bekasi, Jawa Barat, segera mengevaluasi kinerja bagian kesekretariatan terkait insiden bentrokan yang mengakibatkan sejumlah wartawan terluka saat meliput pelantikan kepala daerah terpilih.
"Bentrokan yang terjadi antara sejumlah satgas dengan wartawan sore tadi merupakan buntut dari ketidakprofesionalan Sekretariat Dewan (Setwan) dalam mengakomodasi kepentingan wartawan," kata anggota Komisi B DPRD Kota Bekasi Ariyanto Hendrata, di Bekasi, Minggu (10/3/2013).
Berdasarkan hasil penelusuran pihaknya dengan mendengarkan keterangan dari sejumlah saksi kejadian, kata dia, wartawan yang saat itu berada di luar gedung harus bercampur dengan massa simpatisan dan satgas akibat tidak kebagian kartu undangan.
"Ada sekitar 15 wartawan media harian nasional dan lokal yang tidak kebagian undangan sehingga harus menunggu kepala daerah terpilih dan Gubernur Jawa Barat keluar gedung untuk wawancara," kata politisi PKS itu.
Menurut dia, wartawan tersebut bergabung dengan puluhan satgas pendukung Rahmat Effendi-Ahmad Syaikhu di luar gedung paripurna tempat pelantikan berlangsung.
Usai pelantikan, kata dia, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan bergegas keluar gedung untuk meninggalkan lokasi.
"Saat Pak Gubernur keluar gedung, wartawan sudah siap di area lintasan tangga menuju jalan keluar untuk wawancara, namun terjadi salah pengertian dengan tugas satgas yang bertugas mengamankan area lintasan gubernur," katanya.
Saat itulah , katanya, terjadi aksi saling dorong mendorong antara wartawan dengan satgas dari AMP Golkar, Pandu Keadilan, dan Satpol PP Kota Bekasi.
"Saya pribadi menyesali insiden ini. Seharusnya persoalan tersebut tidak perlu terjadi jika Bagian Setwan memberikan tempat kerja yang representataif bagi wartawan," ujarnya.
Dalam insiden itu, juru kamera Trans7, Dedi Beben, mengalami luka memar di tulang rusuk kanan akibat dipukul oleh satgas berseragam loreng kuning dan ditarik oleh Satgas berseragam coklat saat tengah mengambil gambar wawancara.
"Dari awal kami sudah kasih tahu akan ’doorstop’, gubernurnya saja ’nggak keberatan kok, kenapa kami yang dipukuli," kata Beben.
Beberapa pekerja media, termasuk fotografer juga menjadi sasaran kekerasan satgas. "Saya nyaris jatuh dan terinjak, lengan saya diseret, padahal mereka tahu kami wartawan. Sampai sekarang masih terasa nyerinya," kata Leny, reporter situs berita "online" lokal.
Kondisi serupa juga dialami Erik selaku juru kamera TransTV, Erik Hamzah selaku pewarta RRI, dan Muhabar selaku juru kamera SCTV.
Dedi dan sejumlah rekan yang menjadi korban dari bentrokan tersebut berencana akan membawa kasus itu ke Dewan Pers dan kepolisian untuk ditangani secara hukum.
Anda sedang membaca artikel tentang
Pasca-Bentrokan, DPRD Kota Bekasi Evaluasi Diri
Dengan url
http://automotivecyberspaces.blogspot.com/2013/03/pasca-bentrokan-dprd-kota-bekasi.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Pasca-Bentrokan, DPRD Kota Bekasi Evaluasi Diri
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Pasca-Bentrokan, DPRD Kota Bekasi Evaluasi Diri
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar