Jakarta - Untuk menghidupkan kembali seni wayang orang di tengah arus globalisasi dunia, Wayang Orang (WO) Bharata bekerja sama dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) DKI Jakarta, menggelar wayang orang dengan lakon Sang Sumantri.
Pagelaran Wayang Orang Sang Sumantri ini digelar di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Pusat, selama dua hari. Yakni mulai hari ini, Selasa (17/12) hingga Rabu (18/12).
Kepala Disparbud DKI Jakarta Arie Budhiman mengatakan, WO Bharata adalah kesenian wayang orang yang telah hidup di Jakarta sejak dulu, dan telah menjadi bagian dari kehidupan seni budaya kota Jakarta.
“Menggelar kesenian wayang orang berarti juga menyajikan kesenian tari, musik dan teater. Serta mempertunjukkan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam kesenian tersebut. Ini penting untuk membentuk kepribadian masyarakat Kota Jakarta dan membuat kehidupan budaya menjadi lebih indah dan beraneka ragam,” kata Arie di TIM, Jakarta Pusat, Selasa (17/12).
Arie mengakui tidaklah mudah mempertahankan budaya tradisional di tengah kehidupan urban dan metropolitan. Wayang, keris, batik, angklung merupakan salah satu wujud kebudayaan Indonesia yang telah diakui UNESCO sebagai warisan dunia.
“Saya berharap melalu Pagelaran WO Bharata ini, warisan dunia yang berasal dari Indonesia dapat tetap dikenal oleh masyarakat baik secara nasional dan internasional,” ujarnya.
Ketua Paguyuban WO Bharata Marsam Mulio Atmojo mengatakan, wayang orang di Pulau Jawa dulu sudah berjumlah ratusan. Namun seiring perkembangan zaman, khususnya pada tahun 1980-an, wayang orang mulai kolaps dan mati. Hingga kini, hanya ada empat wayang orang di Pulau Jawa, yaitu di Semarang, Surabaya, Solo dan Jakarta dengan WO Bharata.
“Kami terus berjuang melestarikan wayang orang ini. Mulai dari orangtua hingga anak-anaknya masuk melestarikan seni tradisi ini. Bahkan pementasan kali ini untuk kedua kalinya bekerja sama dengan Disparbud. Kami menggelar karya anak panggung Sang Sumantri,” kata Marsam.
Alasan diambil lakon Sang Sumantri, ia menerangkan, ada tiga sifat kepahlawanan atau ksatria yaitu, Kumbakarna, Basukarna dan Sumantri. Sifat ksatria Sumantri adalah mengabdi pada raja dengan rela mengorbankan apa yang dimiliki dalam hidupnya.
“Cerita ini bisa diteladani para pemuda bangsa Indonesia. Kalau mau mengabdi pada negara dan bangsa, harus berani berkorban tanpa pamrih,” ujarnya.
Persiapan yang dilakukan juga sangat singkat, hanya 13 kali latihan. Pagelaran ini melibatkan sebanyak 150 pemain. Animo cukup besar, terlihat dari undangan untuk penonton langsung habis. Karena warga dapat menonton pagelaran kolosal ini dengan gratis.
Anda sedang membaca artikel tentang
Wayang Orang Bharata Gelar Wayang Sang Sumantri
Dengan url
http://automotivecyberspaces.blogspot.com/2013/12/wayang-orang-bharata-gelar-wayang-sang.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Wayang Orang Bharata Gelar Wayang Sang Sumantri
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Wayang Orang Bharata Gelar Wayang Sang Sumantri
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar