Jakarta - Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin dan Tim 8 mengumumkan 33 tokoh sastra paling berpengaruh di Indonesia sejak tahun 1900 hingga kini, yang dituangkan dalam sebuah buku dengan judul sama, di Jakarta, Jumat (3/1) sore.
Dalam acara diskusi bedah buku tersebut, Ketua Tim 8 yang juga Ketua Tim Juri, Jamal D rahman mengatakan, 33 tokoh sastra yang paling berpengaruh itu adalah hasil seleksi panjang yang dilakukan oleh Tim 8 pada tahun 2013.
"Tokoh yang terpilih mulai dari Kwee Tek Hoay (1886-1952), Pramoedya Ananta Toer, Chairil Anwar, HB Jassin, sampai dengan Helvy Tiana Rosa yang lahir tahun 1970. Tim 8 juga memilih aktivis yang menggerakkan Indonesia Tanpa Diskriminasi melalui karya sastra, dan sebenarnya tak berminat menjadi penyair, Denny JA, yang karyanya 'Atas Nama Cinta' baru terbit tahun 2012," katanya.
Jamal pun menceritakan sulitnya menyaring 33 tokoh paling berpengaruh, di antara begitu banyak sastrawan yang layak ditetapkan.
"Tim melakukan kajian dan debat yang melelahkan, mengenai siapa yang harus terpilih dan siapa yang tidak. Subyektivitas tim juri tentu saja bermain. Namun, karena delapan tim juri ini memiliki reputasi dan bekerja secara independen, pilihan subyektifnya dapat dipertanggung jawabkan secara akademik," katanya.
Untuk itulah, kata Jamal, tim juri sepakat hanya mengumumkan pilihan ini setelah buku pertanggungjawaban akademiknya terbit.
Menurut Jamal pula, setelah melalui perdebatan dua hari lebih, akhirnya Tim 8 menetapkan empat kriteria untuk memilih 33 tokoh sastra paling berpengaruh itu. Jika memenuhi satu dari empat kriteria itu, seorang tokoh sudah bisa disebut berpengaruh.
Empat kriteria itu adalah: pertama, pengaruhnya tidak hanya berskala lokal, melainkan nasional; kedua, pengaruhnya relatif berkesinambungan, dalam arti tidak menjadi kehebohan temporal atau sezaman belaka; ketiga, dia menempati posisi kunci, penting dan menentukan; keempat, dia menempati posisi sebagai pencetus atau perintis gerakan baru yang kemudian melahirkan pengikut, penggerak, atau bahkan penentang.
Anggota Tim 8 sendiri terdiri dari Jamal D Rahman, Acep Zamzam Noor, Agus R Sarjono, Ahmad Gaus, Berthold Damshauser, Joni Ariadinata, Maman S Mahayana, serta Nenden Lilis Aisyah.
Banyak tokoh yang terpilih yang memang sudah dikenal publik luas sebagai "Dewa Sastra" seperti WS Rendra, Sapardi Djoko Damono, Sutardji Calzoum Bachri, Chairil Anwar, Goenawan Mohammad, Sutan Takdir Alisjahbana, HB Jassin, serta Taufik Ismail. Namun, ada pula tokoh yang selama ini kurang dikenal publik luas di dunia sastra. Yang menonjol adalah ikut terpilihnya Denny JA, seorang konsultan politik ternama dan penggagas gerakan Indonesia Tanpa Diskriminasi, dalam barisan 33 sastrawan yang berpengaruh itu.
Tim Juri menjelaskan, Denny JA terpilih karena ia melahirkan genre baru dalam puisi Indonesia yang disebut genre puisi esai. Jenis puisi ini kini disebut menjadi salah satu tren sastra mutakhir, yang sudah direkam dalam kurang lebih 10 buku.
"Genre puisi esai ini memancing perdebatan luas di kalangan sastrawan sendiri. Aneka perdebatan itu sudah pula dibukukan. Terlepas dari pro-kontra pencapaian estetik dari puisi esai, pengaruh puisi esai dan penggagasnya Denny JA dalam dinamika sastra mutakhir tak mungkin diabaikan siapa pun," ujar tim juri.
Anda sedang membaca artikel tentang
33 Tokoh Sastra Dinobatkan Paling Berpengaruh di Indonesia
Dengan url
http://automotivecyberspaces.blogspot.com/2014/01/33-tokoh-sastra-dinobatkan-paling.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
33 Tokoh Sastra Dinobatkan Paling Berpengaruh di Indonesia
namun jangan lupa untuk meletakkan link
33 Tokoh Sastra Dinobatkan Paling Berpengaruh di Indonesia
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar