JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) menjelaskan bahwa rasio kredit pemilikan rumah (KPR) terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia masih rendah. Hal ini perlu ditingkatkan agar setara dengan asing.
"Rasio KPR terhadap PDB Indonesia masih 2,63 persen. Padahal Singapura sudah 36 persen dan Amerika Serikat sudah 88 persen," kata Maryono saat rapat dengar pendapat dengan Komisi XI DPR, Jakarta, Rabu (6/2/2013).
Menurut Maryono, untuk meningkatkan kredit tersebut, pihaknya akan menargetkan pertumbuhan kredit di tahun ini sebesar 23 persen. Nilai ini masih sama dengan prediksi pencapaian pertumbuhan kredit di tahun 2012.
Dari total kredit tersebut, pihaknya menargetkan sekitar 86 persen akan disalurkan ke kredit perumahan dan sisanya akan disalurkan ke kredit non perumahan.
Khusus non perumahan ini seperti usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang masih terkait dengan sektor perumahan, yaitu kawasan industri properti dan perhotelan. "Di sisi lain, kami juga akan menggenjot kredit konsumer yang masih berbau properti, seperti furniture dan sebagainya," tambahnya.
Di tahun ini, pihaknya menargetkan pertumbuhan aset 18,78 persen dan dana pihak ketiga (DPK) 23 persen. Sedangkan di 2012 lalu, rasio kecukupan modal perseroan (CAR) sebesar 17 persen dan rasio kredit terhadap dana pihak ketiga (LDR) mencapai 110,44 persen.
Artinya, BTN sudah melebihi dalam penyaluran kreditnya. "Namun jika LDR tersebut memperhitungkan obligasi dan KEK EBA hanya menjadi 89 persen," tambahnya.
Anda sedang membaca artikel tentang
Rasio Kredit Pemilikan Rumah Masih Rendah
Dengan url
http://automotivecyberspaces.blogspot.com/2013/02/rasio-kredit-pemilikan-rumah-masih.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Rasio Kredit Pemilikan Rumah Masih Rendah
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Rasio Kredit Pemilikan Rumah Masih Rendah
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar