JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama selalu optimistis dapat mengerjakan proyek mass rapid transit (MRT) mulai April 2013. Namun, direksi PT MRT Jakarta justru belum mengetahui kapan pembangunan fisik MRT dapat dimulai.
Hal itu disampaikan Direktur Utama PT MRT Jakarta Dono Boestami dalam konferensi persnya di Hotel Pullman Jakarta. "Kami belum bisa umumkan pemenang tender. Tapi yang pasti dalam waktu dekat ini kami umumkan. Tapi saya belum bisa kasih jawaban pasti kalau pengumuman itu bulan ini," kata Dono, Senin (15/4/2013).
Dalam waktu dekat ini, PT MRT Jakarta akan menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) sekaligus menyampaikan Rencana Kerja Pemerintah (RKP). Setelah RKP disetujui oleh Pemprov DKI sebagai pemegang saham mutlak PT MRT Jakarta, maka yang akan dikerjakan selanjutnya adalah penetapan pemenang lelang tender konstruksi fisik. Apabila penetapan pemenang lelang sudah ditentukan, maka saat itulah pembangunan fisik MRT dikatakan sudah bisa dimulai.
"Bagi kami, penetapan pemenang tender juga akan menjadi momen soft launching proyek MRT karena kami tidak mau proyek ini tertunda lagi," ujarnya.
Setelah penetapan pemenang lelang ditentukan, maka akan diberikan waktu sanggah selama lima hari. Setelah itu, dilanjutkan dengan pembuatan kontrak kerja sama dengan pemenang lelang dan tanda tangan kontrak.
Ketika kontrak itu ditandatangani, maka akan dilakukan pembayaran uang muka kepada perusahaan pemenang tender atau kontraktor. Semua langkah tersebut, kata Dono, telah disetujui oleh semua pihak.
Untuk diketahui, peserta lelang dalam proyek MRT ini adalah PT Wijaya Karya (Wika) dan Jaya Konstruksi yang menjadi bagian dari konsorsium pengerjaan paket bawah tanah dari Jalan Sisingamangaraja hingga Bundaran Hotel Indonesia. Kedua perusahaan akan membangun MRT bersama perusahaan asal Jepang, yakni Shimizu dan Obayashi.
Pembagian kerja di antara empat perusahaan dalam satu konsorsium tersebut adalah 70 persen dikerjakan untuk Shimizu dan Obayashi, masing-masing menanggung 35 persen. Adapun PT Wika dan Jaya Konstruksi mendapat bagian masing-masing 15 persen.
PT Wika juga mengikuti proses tender untuk pengerjaan MRT paket layang (Lebak Bulus sampai Al Azhar) 101, 102, dan 103. Namun, dalam paket layang, Wika akan bekerja sama dengan perusahaan Jepang, Tokyu. Selain konsorsium itu, peserta lelang lainnya adalah konsorsium Hutama Karya (HK) dan perusahaan Jepang, Sumitomo Mitsui Construction Company.
Total tender pengerjaan MRT untuk tiga paket bawah tanah adalah Rp 4 triliun hingga Rp 4,5 triliun. Sebelum memasuki tahap pembangunan, akan memasuki tahap evaluasi kontrak, perumusan kontrak kerja sama, juga pembuatan detail desain MRT.
Anda sedang membaca artikel tentang
PT MRT Belum Bisa Pastikan Waktu Pembangunan MRT
Dengan url
http://automotivecyberspaces.blogspot.com/2013/04/pt-mrt-belum-bisa-pastikan-waktu.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
PT MRT Belum Bisa Pastikan Waktu Pembangunan MRT
namun jangan lupa untuk meletakkan link
PT MRT Belum Bisa Pastikan Waktu Pembangunan MRT
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar