JAKARTA, KOMPAS.com - Sofyatun Sayuti (69) adalah seorang perempuan veteran yang berjuang pada peristiwa Dwikora, yaitu masa konfrontasi Indonesia dan Malaysia. Saat itu, ia tergabung dalam pasukan pembantu tempur para pria pejuang pembela kemerdekaan.
"Saya dilatih tempur di sana. Sebelumnya, di Pusat Pendidikan Kesehatan (Pusdikes) Kramat Jati. Kalau yang bisa menjadi penyiar ya jadi penyiar radio, atau ditugaskan di rumah sakit, dan dapur umum," kata Sofyatun, saat dijumpai, Jumat (2/8/2013), di Gedung Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) DKI.
Sofyatun disiagakan untuk siap bertempur bersama para pria. Namun, sebelum ada dekrit dari presiden untuk berperang, meletus peristiwa G30 S PKI pada tahun 1965.
"Disiagakan untuk berperang. Kebetulan PKI punya ulah, sudah di perbatasan menunggu komando, didepan pulau sambu," kata Sofyatun.
Ia mengisahkan, selama menunggu komando untuk berperang, ia menjadi staf pengirim dana pangan untuk pasukan-pasukan di pulau-pulau wilayah perbatasan.
"Setiap tanggal 25 saya datang ke pulau-pulau untuk menge-drop keuangan," kata Sofyatun.
Meski hanya menjadi pejuang selama satu tahun, Sofyatun mengatakan, semangat dan disiplin militer terus terbawa hingga kini.
"Semangatnya, disiplinnya, kepengennya rumah harus rapi, karena dulu waktu keluar asrama ada kaca yang atasnya tertulis, sudah rapikah Anda hari ini," kata Sofyatun sambil tersenyum.
Semangat itu terus dibawa Sofyatun hingga kini. Ia telah membentuk sebuah yayasan pendidikan tingkat SMP hingga SMA di daerah Pondok Aren pada tahun 1976.
"Saya punya karyawan 52 orang, beberapa tamatan S-2, padahal saya sendiri tamatan SMA," kata Sofyatun.
Editor : Inggried Dwi Wedhaswary
Anda sedang membaca artikel tentang
Sekelumit Cerita Perempuan Pejuang, Sofyatun
Dengan url
http://automotivecyberspaces.blogspot.com/2013/08/sekelumit-cerita-perempuan-pejuang.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Sekelumit Cerita Perempuan Pejuang, Sofyatun
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Sekelumit Cerita Perempuan Pejuang, Sofyatun
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar