Kompolnas: Polisi Terlalu Mudah Bilang Teror

Written By Luthfie fadhillah on Jumat, 13 September 2013 | 21.46






JAKARTA, KOMPAS.com -- Anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Edi Hasibuan menilai, Polri terlalu mudah mengaitkan setiap kasus penembakan terhadap anggotanya dikaitkan dengan kasus teror. Seharusnya, polisi melihat semua aspek sebelum menyimpulkan kasus penembakan tersebut terkait kasus teror atau tidak.

"Paling gampang kan kalau bilang itu kasus teror daripada kasus lainnya," kata Edi kepada Kompas.com, Jumat (13/9/2013).

Dalam kasus penembakan terhadap empat anggota kepolisian di Tangerang Selatan beberapa waktu lalu, polisi menyatakan bahwa penembakan itu merupakan teror terhadap polisi. Polri pun menduga, pelaku penembakan keempat polisi itu dilakukan orang yang sama. Tidak hanya itu, polisi juga telah menyebar dua foto pelaku penembakan tersebut.
Edi mengatakan, ketika polisi mengatakan kasus penembakan polisi merupakan kasus teror, maka pandangan masyarakat akan menyatakan jika kelompok teroris lah yang berada di belakang aksi tersebut. Sedangkan, sampai saat ini pelaku yang telah disebar fotonya tersebut tak kunjung tertangkap.

Sebelumnya diberitakan, Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia mengaku kesulitan menangkap Nurul Haq dan Hendi Akbar, dua pelaku penembakan terhadap polisi di Tangerang Selatan, beberapa waktu lalu. Disinyalir, kedua orang tersebut disembunyikan sindikat terorganisasi yang kerap menebar teror terhadap polisi.

"Mereka bukan berdua. Mereka adalah kelompok sindikat. Sindikat inilah yang menyembunyikan mereka," kata Kadiv Humas Polri Irjen Pol Ronny Franky Sompie di Mabes Polri, Rabu (11/9/2013).

Mabes Polri mengklaim telah menemukan lokasi persembunyian kedua orang yang sudah masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) tersebut. Kendati demikian, bukan persoalan mudah ketika polisi akan menangkapnya.

"Informasi sudah ada di tim penyidik, dan hal itu termasuk ke dalam informasi yang dikecualikan (untuk disebarluaskan)," ujarnya.

Lebih lanjut, kata Ronny, dalam penangkapan terhadap para pelaku tindak kriminal, Polri lebih mengedepankan langkah persuasif ketimbang menggunakan kekerasan. Selain untuk menghindari timbulnya korban, Polri ingin meminimalisasi pandangan negatif masyarakat. Pasalnya, selama ini, masyarakat kerap memandang Polri sering melakukan pelanggaran HAM ketika menangkap pelaku tindak kriminal.




Editor : Eko Hendrawan Sofyan


















Anda sedang membaca artikel tentang

Kompolnas: Polisi Terlalu Mudah Bilang Teror

Dengan url

http://automotivecyberspaces.blogspot.com/2013/09/kompolnas-polisi-terlalu-mudah-bilang.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Kompolnas: Polisi Terlalu Mudah Bilang Teror

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Kompolnas: Polisi Terlalu Mudah Bilang Teror

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger