Jakarta – Ketua Dewan Pembina Persatuan Insan Kolintang Nasional (PINKAN) Lis Purnomo Yusgiantoro mengatakan meluasnya pengenalan masyarakat atas musik kolintang kian memuluskan langkah alat musik pukul itu menuju UNESCO.
Saat ini, PINKAN bekerja sama dengan pemerintah pusat maupun Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara terus berjuang untuk mencatatkan kolintang sebagai warisan budaya tak benda dari organisasi Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), UNESCO.
“Terdorong oleh keprihatinan dan menguatnya rasa kebangsaan, kami bersama warga asal Sulawesi Utara terdorong mewariskan musik kolintang asli Minahasa Utara sebagai wariszan budaya tak benda di UNESCO,” kata Lis Yusgiantoro pada pembukaan Festival dan Lomba Seni Ansambel Musik Kolintang Kayu Tingkat Nasional di The Senayan City Hall, Jakarta, Jumat (20/6).
Hadir pada kesempatan itu, Ibu Adelina Mangindaan yang juga istri Menteri Perhubungan EE Mangindaan, Ibu Berliantin Martowardodjo (istri Gubernur Bank Indonesia Agus WD Martowardodjo), Kepala Dinas Pariwisata DKI Jakarta Arie Budhiman, dan Bupati Minahasa Utara Sompie Singal.
Warisan budaya tak benda diwujudkan antara lain, di bidang tradisi dan ekspresi lisan, yaitu bahasa, seni pertunjukan, adat istiadat masyarakat, ritus, dan perayaan-perayaan. Selain itu, pengetahuan dan kebiasaan prilaku mengenai alam dan semesta serta kemahiran kerajinan tradisional.
Lis Yusgiantoro mengungkapkan, Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, memiliki banyak warisan budaya dari leluhur. Bahkan, katanya, sejumlah warisan budaya telah diklaim sebagai warisan budaya bangsa lain.
Oleh sebab itu, PINKAN terus berjuang untuk mencatatkan alat musik kolintang kayu sebagai warisan budaya tak benda di UNESCO.
"PINKAN telah menginvetarisasi data dan fakta tentang alat musik kolintang. Kami juga telah melakukan peletakan batu pertama Monumen Kolintang di Minahasa Utara, dan mencatatkan rekor permainan kolintang terlama tanpa henti selama 13 jam, 30 menit, 13 detik di Museum Rekor Muri,” katanya.
Lebih lanjut dikatakan, PINKAN juga telah menjalin kerja sama sinergis dengan pemerintah baik di tingkat pusat maupun daerah. Selain itu, digelar serangkaian penelitian, seminar, lokakarya dengan melibatkan kalangan akademisi, pemangku kepentingan untuk mengantar kolintang menuju UNESCO.
“Kami telah merumuskan anatomi musik kolintang secara akademis. Pelestarian budaya kolintang bukan sebagai pajangan, tetapi memfungsikan alat musik sebagai media pendidikan karakter bangsa,” katanya.
Anda sedang membaca artikel tentang
Pengenalan Musik Kolintang di Indonesia Meluas
Dengan url
http://automotivecyberspaces.blogspot.com/2014/06/pengenalan-musik-kolintang-di-indonesia.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Pengenalan Musik Kolintang di Indonesia Meluas
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Pengenalan Musik Kolintang di Indonesia Meluas
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar