Jakarta - Nasionalisme seorang Virgiawan Listanto alias Iwan Fals rasanya tidak perlu lagi dipertanyakan. Legenda musik Indonesia ini, melalui lagu-lagu yang diciptakannya sudah menjadi bukti nyata kecintaannya terhadap Ibu Pertiwi. Satu bukti lagi, dalam konser Nyanyian Raya pada Maret mendatang, Iwan ingin menyanyikan lagu Indonesia Raya Tiga Stanza.
Iwan yang ditemui di sebuah kafe di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu, menjelaskan, lagu Indonesia Raya Tiga Stanza sebenarnya selalu dilantunkan dalam setiap konser-konsernya. Ayah dari Galang (almarhum), Cikal, dan Raya itu selalu memulai konsernya dengan menyanyikan Indonesia Raya Tiga Stanza dengan riang gembira.
“Saya ingin kasih tahu ke orang-orang bahwa lagu Indonesai Raya aslinya begini. Setiap konser, saya nyanyikan lagu itu sebagai pembuka. Indonesia Raya Tiga Stanza yang dinyanyikan dengan gembira,” kata Iwan yang tampak mengenakan kemeja hitam.
Iwan membayangkan dalam konser akbarnya yang akan digelar di Garuda Wisnu Kencana, Bali, para penonton baik di lokasi acara maupun yang menonton di televisi, akan berdiri dan secara khusyuk menyanyikan bersama-sama lagu Indonesia Raya Tiga Stanza.
Lagu Indonesia Tiga Stanza, kata Iwan, memiliki lirik yang indah dan mendalam. Lagu yang diciptakan Wage Rudolph Supratman itu, menurut Iwan adalah sebuah doa yang tidak semestinya tidak dipotong hanya menjadi satu stanza.
“Karena syairnya bagus lagu Indonesia Raya Tiga Stanza itu. Kenapa harus dipotong karena kepanjangan? Saya yakin penciptanya sedih lagunya dipotong. Saya saja sebagai pecipta lagu, enggak suka lagu saya dipotong-potong. Saya yakin penonton suka dengan Indonesia Raya Tiga Stanza,” ujar pria berusia 53 tahun itu.
Iwan berharap keinginannya untuk menyanyikan lagu Indonesia Raya Tiga Stanza bisa terwujud dalam konser akbarnya nanti.
Satu hal lagi yang didambakan seorang Iwan adalah menggelar konser yang dihadiri oleh empat juta penonton. Sesungguhnya Iwan meniatkan konser Nyanyian Raya bisa menarik empat juta penonton.
Akan tetapi, keinginan Iwan itu terkendala oleh urusan perizinan lokasi. Padahal, Basuki Tjahja Poernama atau Ahok sudah menyambut baik ide Iwan itu. Namun, Iwan menjelaskan Ahok saat itu hanya menjabat Pelaksana Tugas Sementara Gubernur Indonesia, sehingga tidak bisa mengeluarkan izin untuk konsernya.
Iwan terus berusaha dengan mengirimkan surat kepada Presiden Joko Widodo agar memberikan izin penyelenggaraan konser dengan empat juta penonton. Sayangnya hingga kini permintaan Iwan tersebut belum mendapatkan respon dari Jokowi.
“Saya mau konsultasi tentang itu dengan pemerintah karena mereka yang palign tahu soal keamanan. Tapi karena sibuk dengan pekerjaan politik, persiapan penanganan banjir, jadi permintaan saya ini kurang diperhatikan,” kata Iwan.
Tak berkecil hati, Iwan meyakini bahwa suatu saat nanti mimpinya itu bisa menjadi kenyataan. Iwan pun melihat sisi positif dari penundaan mimpi menggelar konser yang menghadirkan empat juta penonton.
Kata Iwan, dengan penundaan konser empat juta penonton itu, maka di masa mendatang dirinya akan punya kesempatan untuk membuat konser yang lebih besar.
Sebagai musisi, Iwan tidak menutup mata dan telinga terhadap apa yang tengah terjadi di Indonesia. Iwan tetap peduli dengan kondisi negeri, terutama soal kisruh KPK dan Polri. Minggu (25/1) malam, Iwan mendatangi kantor KPK untuk memberikan dukungan sekaligus berterima kasih kepada lembaga anti korupsi tersebut.
“Saya mendukung KPK. Saya merasa perlu menyampaikan terima kasih ke KPK karena sudah mau mikirin kita, mau tangkap koruptor. Walaupun belum maksimal tapi sudah banyak uang yang diselamatkan. Dalam keadaan begitu saya merasa berdosa jika saya enggak datang. Waktu ulang tahun KPK saya diundang, waktu ada konser Pelangi Ungu, Pak Abraham Samad datang. Makanya saya harus berikan dukungan moril bahwa harus tetap gembira dalam keadaan apapun, proses hukum juga harus dijalani dengan gembira dan perlawanan juga dengan gembira,” kata Iwan.
Iwan mengaku prihatin dengan adanya perseteruan antara Polri dan KPK. Iwan meyakini Presiden pilihan rakyat akan memberikan solusi yang terbaik untuk permasalahan ini.
“Presiden kan sudah cukup dewasa pasti memberikan yang terbaik untuk Indonesia. Rekrutmen menjadi presiden kan nggak gampak. Ada rangkaian kritis dan dia sudah melewati. Kalau sekarang dia bingung, ya jangan lantas kita juga dibuat bingung,” ungkap Iwan.
Walaupun prihatin, Iwan tetap melihat keadaan ini dari sudut pandang yang berbeda. Iwan bercerita keadaan Indonesia saat ini mengingatkan ia pada India yang pernah berkali-kali ditimpa musibah. Namun setelah periode musibah itu, India justru bangkit berkembang menjadi negara yang luar biasa.
“Atau kita sedang mengalami tahapan itu. Berdoa saja seperti tiu. Mudah-mudahan Jokowi bisa memenuhi harapan, penuhi kewajiban, sehingga konflik KPK-Polri bisa beres,” tegas Iwan.
Selanjutnya, Iwan mengomentari soal fenomena banyaknya artis dan musisi diciduk polisi lantaran kedapatan mengkonsumsi narkotika. Iwan berpendapat hal itu sepenuhnya bukan kesalahan si pemakai. Iwan justru mempertanyakan peran negara yang seolah membuka peluang peredaran narkoba.
“Saya bertanya bagaimana kalai negaranya yang narkoba? Narkoba itu karena lingkungan yang tidak sehat. Negara harus memberikan fasilitas dan lingkungan yang tidak stres, negara harus beri pekerjaan sehingga orang tidak jualan narkoba. Negara harus berikan keamanan sehingga orang enggak gampang selundupkan narkoba. Itu kan tugas negara. Pertanyaannya, kalau negara enggak melakukan itu, apa negara dihukum?” pungkas Iwan.
Penulis: Rizky Amelia/EPR
Anda sedang membaca artikel tentang
Iwan Fals, Indonesia Raya, Negara dan Narkoba
Dengan url
http://automotivecyberspaces.blogspot.com/2015/01/iwan-fals-indonesia-raya-negara-dan.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Iwan Fals, Indonesia Raya, Negara dan Narkoba
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Iwan Fals, Indonesia Raya, Negara dan Narkoba
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar