Meriahnya Perayaan Ultah Sang Dewa

Written By Luthfie fadhillah on Minggu, 21 Oktober 2012 | 21.46


JAKARTA, KOMPAS.com - Festival Kirab Budaya dan Kirab Gotong Toapekong untuk memperingati Se Jit atau ulang tahun Dewa Fat Cu Kung mendapatkan antusias sangat besar dari masyarakat di sekitar Petak Sembilan, Glodok, Jakarta Barat. Tak hanya warga keturunan Tionghoa, masyarakat pribumi asli pun turut memeriahkan festival tersebut.

Dewa Fat Cu Kung adalah dewa rezeki bagi masyarakat Tionghoa. Ia dianggap manusia bijaksana sehingga layak menjadi seorang dewa. Kelahirannya selalu diperingati oleh masyarakat keturunan Tionghoa.

Perayaan ini merupakan perayaan yang dilakukan aliran Taoisme. Aliran ini merupakan asas, jalan, atau cara yang mempercayai semua benda hidup dan benda-benda alam semesta dunia.

Untuk merayakannya, peserta arak-arakan membawa tandu Kimsin atau patung dewa-dewa. Pada acara kali ini, tercatat ada 102 tim dari berbagai daerah yang ikut berpartisipasi. Mereka mampu membius perhatian masyarakat sekitar Petak Sembilan untuk turut serta memeriahkan acara tersebut.

Acara tahunan ini sudah mulai ramai sejak pukul 11.00 WIB. Hampir 90 tandu menghiasi keramaian Jalan Kemenangan VIII. Lion, barongsai, kesenian Betawi juga turut memeriahkan acara ulang tahun sang dewa rejeki.

Ornamen berwarna merah, emas, dan hitam mewarnai Petak Sembilan sejak Jumat (19/10/2012) lalu. Festival ini dilaksanakan selama dua hari.

Hari pertama, Sabtu (20/10/2012), merupakan festival budaya lokal yang menghadirkan peragaan budaya lokal seperti Gambang Kromong, dangdut, kesenian Betawi, dan kesenian band. Sedangkan puncak acara dilaksanakan pada Minggu (21/10/2012), yaitu Kirab Budaya dan Kirab Gotong Toapekong yang dimeriahkan sekitar 10.000 orang.

Festival ini tak sekadar perayaan semata, namun terdapat ritual pemanggilan roh dewa untuk bisa berkomunikasi dengan masyarakat kepercayaan. Dalam Festival Kirab Budaya dan Kirab Gotong Toapekong ini, puluhan bio atau klenteng turut hadir dalam festival tersebut, salah satunya Liong Hok Bio dari Magelang.

Tak hanya tandu yang disiapkan dalam festival Kirab ini, berbagai persembahan makanan, minuman, kue, dan bebungaan turut menambah euforia festival dan ritual masyarakat keturunan ini.

Festival Kirab dengan mengarak patung dewa mulai dari Bio Fat Cu Kung (Jalan Kemenangan) menuju toko Tiga, kemudian ke Jalan Pintu Kecil, Berbelok di Jembatan Layang Kota, Hayam Wuruk, Lurus berbelok di Mangga Besar, Mangga Besar Raya, Berbelok di bawah jembatan Rel, menuju Krukut/Gramedia, Kompas-lurus Hayam Wuruk, Glodok, Berbelok ke Petak Sembilan/Kim TekIek, dan kembali ke Bio Fat Cu Kung.

Peserta Kirab meluputi Pasukan Pengibar Bendera Merah Putih, Marching Band dari Karawang, Naga/Liong dari TNI Naga Doreng, Kodam 15 Semarang, Tandu/Kebesaran YM Kongco Fat Cu Kung dan tandu tuan rumah, 85 Tandu Kelenteng tamu se-Jawa, Bali, Madura, Sulawesi, dan kesenian Tradisional Betawi. Mereka ada yang datang dari Jawa Tengah, Manado, Bandung, Cirebon, Tangerang, dan Bekasi.

Pada jarak 10 meter dari Bio Fat Cu Kung, para peserta boleh unjuk kebolehan dengan menari atau melakukan atraksi Lion ataupun Barongsai. Kemeriahan terlihat dengan antusiasnya para undangan yang menjadi peserta.

Tak hanya sekadar arak-arakan, beberapa suhu dari berbagai klenteng juga menjalani ritual keagamaan. Dengan menggunakan pakaian khas, mereka memanggil roh para leluhur. Tak ayal kesakralan acara tersebut semakin kental. Ketika tandu-tandu patung dewa melintas, sesekali ada warga yang memberikan penghormatan kepada sang dewa. Mereka juga mengambil bunga yang menghiasi tandu tersebut untuk jimat kepercayaan. Ampau-ampau pun disebar oleh para pengunjung untuk para peserta kirab.


Acara ini semakin meriah dengan kehadiran wakil gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama. Warga sekitar sempat terdesak-desak karena ingin bersalaman atau berfoto bersama dengan pria yang memiliki nama kecil Ahok tersebut.

Kirab dengan mengelilingi sekitar Petak Sembilan dengan jarak 10 kilometer ini menghabiskan waktu sekitar enam jam. Sekitar pukul 18.00 WIB, perayaan ulang tahun sang dewa pun selesai. Menyisakan kenangan indahnya kebersamaan.







Editor :


Ana Shofiana Syatiri









Anda sedang membaca artikel tentang

Meriahnya Perayaan Ultah Sang Dewa

Dengan url

http://automotivecyberspaces.blogspot.com/2012/10/meriahnya-perayaan-ultah-sang-dewa.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Meriahnya Perayaan Ultah Sang Dewa

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Meriahnya Perayaan Ultah Sang Dewa

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger