Jakarta – ArtSwara yang dikenal sebagai salah satu pionir dalam memajukan drama musikal Indonesia yang memiliki nilai edukasi berkualitas tinggi, serta memberikan tontonan alternatif kepada penikmat seni Indonesia unjuk kebolehan lewat pertunjukan teater bertajuk ‘Tresna’ di Galeri Indonesia Kaya (GIK), Grand Indonesia, Jakarta, Sabtu (25/1).
Seperti namanya, pertunjukan teater ‘Tresna’ ini bercerita tentang cinta melalui tiga kisah dari para wanita yang berbeda latar dan cerita.
Kisah pertama mengangkat kecintaan terhadap tanah air melalui perjuangan Cut Nyak Dien, seorang wanita yang melakukan pemberontakan terhadap para penjajah. Sampai akhirnya ia dikhianati oleh orang sebangsanya sendiri dan diasingkan ke Sumedang, namun cintanya pada Indonesia tidak pernah padam.
“Percayalah kalian khape-khape jahanam, hatiku tak pernah mati! Tak pernah buta sekalipun ia tikam dalam pembuangan ini! Hatiku masih terus mengelana, menjelajah setiap pelosok negeri, mendampingi mereka yang masih cinta negeri ini, menggandeng para panglima perang, mengawal anakku, Tjoet Gambang. Ku tanyakan padamu, perang ini, untuk siapa?” tutur Cut Nyak Dien yang diperankan Nazyra C. Noer.
Kisah kedua mengambil tokoh Kidul, seorang istri raja yang terikat dalam pernikahan mistis. Kidul mempertanyakan adanya cinta dalam pernikahan tersebut, serta jati diri yang sesungguhnya diantara cerita-cerita dan mitos-mitos yang beredar selama ini.
“Apakah yang lebih malang di dunia ini selain kehilangan jati diri kita yang sebenarnya? Siapa aku sebenarnya? Aku sendiri pun tak tahu. Begitu banyak cerita yang dikisahkan, hingga aku pun bingung untuk menentukan mana yang sesungguhnya,” ujar Kidul yang diperankan Chandra Satria.
Kisah ketiga mengangkat cinta kasih antarperempuan. Hubungan tak sempurna antara Amba dan ibunya, Kirana, dan Kirana dengan ibunya, Laksmi diwarnai prahara. Tetapi dengan cinta, mereka terikat menjadi satu dan dapat melengkapi satu sama lain.
“Sampai kapan pun kau adalah anakku. Tak peduli seberapa besar kau sudah menyakiti hatiku,” ujar Laksmi yang diperankan oleh Sita Nursanti. Dan dibalas oleh Kirana yang diperankan oleh Christine Tambunan, “Sampai kapanpun engkau adalah ibuku. Tak peduli seberapa jauh engkau sudah melupakan diriku.”
Tiga cerita ini ingin menunjukkan bahwa 'tresna', yang dalam bahasa Indonesia artinya cinta dalah bahasa yang universal. Orang tidak harus mengeluarkan kata-kata cinta, namun mimik dan bahasa tubuh bisa menunjukkan bagaimana cinta itu,” ujar Maera Panigoro yang juga berperan sebagai peran pembantu.