Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts Today

Apa Rasanya Bekerja dengan Selebriti Dunia?

Written By Luthfie fadhillah on Jumat, 31 Januari 2014 | 21.50


Dunia glamor mungkin menarik sebagian besar orang untuk ikut bergabung di dalamnya. Jika Anda adalah "orang biasa-biasa" saja, mungkin akan terbersit dalam benak, bagaimana rasanya bekerja dengan orang terkenal atau selebriti?


Bekerja pada bos "orang terkenal" tentu ada plus minusnya. Tidak semua kisah bisa terkuak, tapi melalui artikel ini paling tidak ada sedikit gambaran tentang bekerja dengan seleb. Dan mungkin bisa menambah sedikit wawasan.


Deborah Shaw, mantan asisten pribadi untuk Charlton Heston mengatakan bahwa gaji yang diterima akan "sangat tergantung pada siapa Anda sedang berhadapan".


Dia menunjukkan bahwa asisten bekerja tanpa batas waktu dapat menikmati gaji sekitar £ 75.000 sampai £ 100.000 per tahun (kurs Rp 20.114), sementara mereka yang bekerja sesuai jam kerja mendapat £ 35.000 sampai £ 50.000 per tahun.


"Keanekaragaman tugas dalam pekerjaan juga merupakan salah satu hal yang menarik," kata Donna Coulling, asisten Helena Bonham Carter dan Rachel Weisz .


"Setiap hari adalah berbeda dan saya sering tidak tahu apa yang akan saya lakukan di hari kemudian. Dibutuhkan tipe orang tertentu untuk melakukan pekerjaan ini. Tidak semua orang bisa melakukannya," ujar Coulling lagi.


Banyak orang mengira, asisten selebriti akan sering menerima hadiah. Padahal tidak juga. Hal-hal yang dikatagorikan sebagai hadiah akan diterima di momen-momen khusus saja, seperti Natal, misalnya.


Ada satu tip lagi yang diingatkan Shaw dan Coulling sebelum Anda mengambil pekerjaan sebagai asisten selebriti, yaitu pastikan tugas-tugas yang akan Anda lakukan kelak.


"Anda bertanggung jawab untuk itu. Ada orang yang bisa melakukan tugas-tugas dadakan, tapi ada juga yang tidak. Kepastian tentang tugas akan menyelamatkan Anda dari tugas yang tak bisa Anda lakukan," kata Coulling.


Salah satu hal yang terkait dengan tip di atas adalah tugas merawat anak. Pastikan hal itu tidak ada dalam daftar pekerjaan, jika Anda tidak ingin susah kemudian.


Coulling adalah anggota dari sebuah lembaga semacam asosiasi asisten selebriti, dimana Shaw adalah ketuanya. Lembaga ini berdiri dengan tujuan untuk memberikan perlindungan kepada mereka yang berprofesi sebagai asisten selebriti. "Mereka juga bertemu secara pribadi untuk memberikan dukungan dan mungkin bertukar cerita tentang bos mereka," ujar Coulling.


Sementara Shaw menambahkan, "Anda harus menandatangani perjanjian kerahasiaan untuk bergabung. Jadi apa yang dikatakan di dalam ruangan, tetap di dalam ruangan."


Kebijaksanaan adalah kunci untuk permainan ini, dimana setiap asisten pribadi memiliki kontrak kerahasiaan dengan majikan mereka.


Harrison Cheung, yang bekerja sebagai asisten Christian Bale selama satu dekade, mungkin bisa dikatakan sebagai salah satu dari sekian asisten yang bisa menarik keuntungan dari pekerjaannya.


Pada 2012 Cheung menerbitkan buku, "Christian Bale : The Inside Story of the Darkest Batman", yang mendokumentasikan waktunya dengan sang aktor .


Di antara tugas-tugas khas seperti mengatur tukang kebun, membalas surat penggemar, dan menjalankan tugas lainnya, Cheung juga menerima panggilan telepon tanpa batas waktu dan terpaksa untuk menghibur anggota keluarga yang mengunjungi.


Cheung memberi saran kepada "celebrity assistant wannabe" untuk memisahkan bisnis dan kesenangan.


"Ini terlalu mudah untuk terjebak ke dalam drama sehari-hari dalam kehidupan orang lain. Anda akhirnya tidak benar-benar menjalani hidup Anda sendiri. Anda menjalani hidup Anda demi karir orang lain," katanya.


Namun Coulling dan Shaw bersikeras bahwa sebagian besar asisten pribadi menikmati pekerjaan mereka dan mendapatkan hak yang sangat baik dengan majikan mereka.


"Saya kira itu sama dengan industri apapun, " kata Coulling.


21.50 | 0 komentar | Read More

Apa Rasanya Bekerja dengan Selebriti Dunia?

Written By Luthfie fadhillah on Kamis, 30 Januari 2014 | 21.50


Dunia glamor mungkin menarik sebagian besar orang untuk ikut bergabung di dalamnya. Jika Anda adalah "orang biasa-biasa" saja, mungkin akan terbersit dalam benak, bagaimana rasanya bekerja dengan orang terkenal atau selebriti?


Bekerja pada bos "orang terkenal" tentu ada plus minusnya. Tidak semua kisah bisa terkuak, tapi melalui artikel ini paling tidak ada sedikit gambaran tentang bekerja dengan seleb. Dan mungkin bisa menambah sedikit wawasan.


Deborah Shaw, mantan asisten pribadi untuk Charlton Heston mengatakan bahwa gaji yang diterima akan "sangat tergantung pada siapa Anda sedang berhadapan".


Dia menunjukkan bahwa asisten bekerja tanpa batas waktu dapat menikmati gaji sekitar £ 75.000 sampai £ 100.000 per tahun (kurs Rp 20.114), sementara mereka yang bekerja sesuai jam kerja mendapat £ 35.000 sampai £ 50.000 per tahun.


"Keanekaragaman tugas dalam pekerjaan juga merupakan salah satu hal yang menarik," kata Donna Coulling, asisten Helena Bonham Carter dan Rachel Weisz .


"Setiap hari adalah berbeda dan saya sering tidak tahu apa yang akan saya lakukan di hari kemudian. Dibutuhkan tipe orang tertentu untuk melakukan pekerjaan ini. Tidak semua orang bisa melakukannya," ujar Coulling lagi.


Banyak orang mengira, asisten selebriti akan sering menerima hadiah. Padahal tidak juga. Hal-hal yang dikatagorikan sebagai hadiah akan diterima di momen-momen khusus saja, seperti Natal, misalnya.


Ada satu tip lagi yang diingatkan Shaw dan Coulling sebelum Anda mengambil pekerjaan sebagai asisten selebriti, yaitu pastikan tugas-tugas yang akan Anda lakukan kelak.


"Anda bertanggung jawab untuk itu. Ada orang yang bisa melakukan tugas-tugas dadakan, tapi ada juga yang tidak. Kepastian tentang tugas akan menyelamatkan Anda dari tugas yang tak bisa Anda lakukan," kata Coulling.


Salah satu hal yang terkait dengan tip di atas adalah tugas merawat anak. Pastikan hal itu tidak ada dalam daftar pekerjaan, jika Anda tidak ingin susah kemudian.


Coulling adalah anggota dari sebuah lembaga semacam asosiasi asisten selebriti, dimana Shaw adalah ketuanya. Lembaga ini berdiri dengan tujuan untuk memberikan perlindungan kepada mereka yang berprofesi sebagai asisten selebriti. "Mereka juga bertemu secara pribadi untuk memberikan dukungan dan mungkin bertukar cerita tentang bos mereka," ujar Coulling.


Sementara Shaw menambahkan, "Anda harus menandatangani perjanjian kerahasiaan untuk bergabung. Jadi apa yang dikatakan di dalam ruangan, tetap di dalam ruangan."


Kebijaksanaan adalah kunci untuk permainan ini, dimana setiap asisten pribadi memiliki kontrak kerahasiaan dengan majikan mereka.


Harrison Cheung, yang bekerja sebagai asisten Christian Bale selama satu dekade, mungkin bisa dikatakan sebagai salah satu dari sekian asisten yang bisa menarik keuntungan dari pekerjaannya.


Pada 2012 Cheung menerbitkan buku, "Christian Bale : The Inside Story of the Darkest Batman", yang mendokumentasikan waktunya dengan sang aktor .


Di antara tugas-tugas khas seperti mengatur tukang kebun, membalas surat penggemar, dan menjalankan tugas lainnya, Cheung juga menerima panggilan telepon tanpa batas waktu dan terpaksa untuk menghibur anggota keluarga yang mengunjungi.


Cheung memberi saran kepada "celebrity assistant wannabe" untuk memisahkan bisnis dan kesenangan.


"Ini terlalu mudah untuk terjebak ke dalam drama sehari-hari dalam kehidupan orang lain. Anda akhirnya tidak benar-benar menjalani hidup Anda sendiri. Anda menjalani hidup Anda demi karir orang lain," katanya.


Namun Coulling dan Shaw bersikeras bahwa sebagian besar asisten pribadi menikmati pekerjaan mereka dan mendapatkan hak yang sangat baik dengan majikan mereka.


"Saya kira itu sama dengan industri apapun, " kata Coulling.


21.50 | 0 komentar | Read More

Terinspirasi Tukang Pijat, Lola Amaria Garap "Negeri Tanpa Telinga"

Written By Luthfie fadhillah on Senin, 27 Januari 2014 | 21.50


Jakarta - Aktris dan sutradara Lola Amaria tengah menyiapkan film terbarunya berjudul "Negeri Tanpa Telinga" yang berpusat pada tiga topik, yaitu politik, kekuasaan, dan seks. Meski bercerita tentang kondisi politik dan sosial di Indonesia, namun film ini hadir dengan genre komedi satir.


"Lima tahun kebelakang, saya melihat semakin banyak berita-berita tentang perselingkuhan pejabat dan juga pejabat yang korupsi. Kondisi inilah yang menginspirasi saya membuat film 'Negeri Tanpa Telinga'," kata Lola Amaria saat syukuran dimulainya syuting film "Negeri Tanpa Telinga" di Jakarta, Senin (27/1).


Selain itu, menurut Lola film ini juga terinspirasi dari kebiasaan tukang pijat langganannya. "Saat tengah dipijat, tanpa diminta biasanya dia suka cerita tentang perilaku orang-orang yang menjadi langganannya. Dia tidak tahu kalau orang yang diceritakannya itu juga saya kenal," ujar sutradara kelahiran Jakarta, 30 Juli 1977 tersebut.


Film yang akan tayang pada Agustus 2014 ini bercerita tentang seorang tukang pijat keliling bernama Naga. Ia memiliki klien dari berbagai kalangan, seperti politikus, pengusaha, hingga jurnalis.


Tanpa sadar Naga kerap bercerita tentang skandal korupsi dan seks para kliennya itu kepada klien lainnya, termasuk kepada seorang jurnalis TV yang kemudian memberitakannya. Publik pun geger. Buntutnya, Naga mendapatkan berbagai teror dan kekerasan fisik.


Di puncak putus asa, Naga menuding telinganya ah yang menjadi penyebab semuanya. Telinganya banyak mendengar semua cerita para kliennya dari masalah rumah tangga, politik, korupsi, hingga perselingkuhan. Karena itu, Naga menganggap telinganya sudah bersalah dan harus dihukum.


"Tokoh di film ini semunya penjilat. Kelihatannya baik kayak di tv, tapi ternyata korupsi, punya simpanan, itu mengelitik saya untuk membuat sebuah karya," kata Lola.


Diungkapkan salah satu bintangnya, Ray Sahetapy, film ini merupakan cerminan situasi politik di Indonesia. "Apa yang diungkapkan di film ini memang realita sosial yang ada saat ini," kata Ray Sahetapy yang berperan sebagai tokoh yang ambisius menjadi presiden.


Selain Ray Sahetapy, film "Negeri Tanpa Telinga" juga turut menghadirkan bintang-bintang terkenal lainnya seperti Lukman Sardi, Jenny Chang, Teuku Rifnu Wikana, Maryam Subraba, Gary Iskak, Tanta Ginting, dan lainnya. Film produksi Lolaamaria Production ini akan memulai proses syuting pada 1 Februari 2014 di Jakarta, Solo, dan Yogyakarta.


21.50 | 0 komentar | Read More

Peringati Kemerdekaan, Dubes India Gelar Pameran Lukisan

Written By Luthfie fadhillah on Minggu, 26 Januari 2014 | 21.50


Jakarta - Dalam rangka memperingati hari Kemerdekaan Republik India yang ke-64, Duta Besar India menggelar pameran lukisan di Kantor Kedutaan Besar India, JL HR Rasuna Said, Kav S-1, Kuningan, Jakarta Selatan, Minggu (26/1).


Acara tersebut terselenggara atas kerjasama dengan IndonesiArt Institute, komunitas peduli karya seni rupa dari beberapa seniman Semarang, seperti Dadang Pribadi, Debronzes, Franky Jo, Nasay Saputra, Rayo Denada, Rudy Murdock, Tatas Sehono dan seorang pelukis berkebangsaan India, Tamanna Sagar.


Karya yang dihadirkan mengangkat tema "A Message of Friendship from Central Java" dimana sejumlah karya yang dipamerkan merupakan simbol atau lambang hubungan persahabatan antar dua negara yakni India dan Indonesia.


"Gagasan kami dalam pameran ini tentunya ingin mengangkat hubungan dua negara, yakni India dan Indonesia agar semakin erat dan menjadi lebih baik lagi melalui seni visual," ungkap Dadang Pribadi, salah satu peserta saat ditemui Beritasatu.com di sela-sela acara, Minggu (26/1).


Salah satu bentuk simbol tersebut diwujudkan dengan lukisan yang berjudul "Greeting For India", karya Dadang Pribadi, berupa gambar mantan Presiden Soekarno berpakaian ala mantan Perdana Menteri India, Jawaharlal Nehru dan sebaliknya, sang Perdana Menteri India memakai busana presiden pertama di Indonesia, Ir. Soekarno.


Indonesia memiliki hubungan erat dengan India dan sebaliknya, tidak hanya dalam hubungan diplomatik, namun juga dari sektor perekonomian, pendidikan, sosial, budaya dan banyak lagi. Bersama kegiatan ini diharapkan mampu mendorong kemajuan serta konsistensi dalam menjaga hubungan baik antar kedua negara tersebut terutama di bidang seni dan budaya.


"Saya bangga bisa berkolaborasi dengan seniman di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Saya mengerti upaya ini masih akan memerlukan waktu yang lama dalam mengangkat hubungan dua kebudayaan kita yang tentuya agar lebih dihargai oleh seluruh kalangan. Semoga dengan ini hubungan Indonesia dan India dalam segi seni budaya akan lebih baik lagi," ungkap Gurjit Singh, Duta Besar India untuk Indonesia dalam sambutannya.


Pameran ini juga akan diselenggarakan di beberapa tempat seperti di Four Season Hotel, Jakarta pada 27 Januari 2014 dan JNICC Jakarta pada 28 Januari hingga 8 Februari 2014.


21.50 | 0 komentar | Read More
techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger